PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah ekonomi
merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh karena itu, dalam
menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara menganut
sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang
bersangkutan.
Indonesia memiliki
ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah
memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan
harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial
Asia
yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta
melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset
perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.
1.2 Tujuan
Perekonomian
Indonesia bertujuan untuk pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan
dengan tujuan pembanguinan nasional yaitu untuk meningkatkan taraf
hidup,kecerdasan,kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta
meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya.
Dan untuk
tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,bersatu
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman,tenteram,tertib,dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka,bersahabat,tertib,dan damai.Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan
pada bidang ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Perekonomian
Sistem
perekonomian menurut sumber dari Dari “Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas”, adalah sistem
yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Dengan
kata lain sistem ekonomi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur
perekonomian suatu Negara.
Dalam sistem
perekonomian terdapat perbedaan yang amat mendasar, yaitu antara sebuah sistem
ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya. Perbedaan mendasar tersebut adalah
mengenai bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya.
2.2 Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia
Perkembangan
sistem perekonomian sendiri yaitu akan dijelaskan pada beberapa dekade seperti
dibawah ini:
1.
Masa Penjajahan
Saat masih dalam penjajahan,
perekonomian Indonesia dikuasai oleh negara asing(penjajah). Saat masa
penjajahan Belanda, VOC didirikan untuk memonopoli perdagangan di Indonesia.
VOC memiliki Hak Octrooi, yang berisi :
a. Hak mencetak uang
b.Hak mengangkat dan
memberhentikan pegawai
c.Hak menyatakan perang dan
damai
d.Hak untuk membuat angkatan
bersenjata sendiri
e.Hak untuk membuat
perjanjian dengan raja-raja
2.
Orde Lama
Usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
a.
Program Pinjaman
Nasional, Mentri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP melakukan
pinjaman ke negara lain pada bulan Juli 1946.
b.
Upaya menembus
blokade dengan diplomasi beras ke India, mengadakan kontak dengan perusahaan
swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
Singapura dan Malaysia.
c.
Konferensi
Ekonomi pada Februari 1946 dengan tujuan memperoleh kesepakatan dalam
menanggulangi masalah – masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi
dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi
perkebunan-perkebunan.
d.
Pembentukan
Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) pada 19 Januari 1947
e.
Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) pada tahun 1948 dengan cara mengalihkan
individu bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
f.
Kasimo Plan yang
intinya mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan
yang praktis. Dengan swasembada pangan, diharapkan perekonomian akan membaik.
3.
Masa Orde Lama
Pada
masa ini, sistem ekonomi Indonesia ditujukan pada pembangunan dalam segala
bidang namun dalam kenyataannya perekonomian Indonesia malah semakin parah
karena KKN.
4.
Masa Reformasi
Masa
Pemerintahan Presiden BJ. Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan
manuver – manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan –
kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik.
Masa
Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti
untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan padahal ada berbagai
persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain :
masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN,
pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah.
Masa
Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
Masalah
– masalah yang mendesak untuk dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan
hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan
ekonomi antara lain :
a.
Meminta penundaan
pembayaran utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan
mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
b.
Kebijakan
privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode
krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu
berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan
ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke
perusahaan asing.
Di masa
ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi
belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan
korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di
Indonesia dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.
Masa Pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Kebijakan
kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM, dengan
kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatarbelakangi oleh naiknya
harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan
dan kesehatan serta bidang – bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Kebijakan
kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak dan pembagiannya menimbulkan
berbagai masalah sosial, seperti ribut saat mengantri yang bahkan berujung pada
hilangnya nyawa seseorang.
Kebijakan
yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan
pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah
satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November
2006 lalu yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Menurut
Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja.
Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi
kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah
revisi undang – undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di
Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.
Pada
pertengahan Bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada
IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi
mengikuti agenda – agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negeri. Namun
wacana untuk berhutang lagi pada luar negri kembali mencuat setelah keluarnya
laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara penduduk kaya dengan miskin menajam
dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di bulan Februari 2005
menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena
beberapa hal, antara lain : pengucuran kredit perbankan ke sektor riil masih
sangat kurang (perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI) sehingga kinerja
sektor riil kurang dan berimbas pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi
pemerintahan terlalu kental sehingga menyebabkan kecilnya realisasi belanja
Negara dan daya serap karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi, di satu
sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri tetapi di lain
pihak, kondisi ekonomi dalam negeri masih kurang kondusif.
KESIMPULAN
Perkembangan sistem
perekenomian di Indonesia berubah cukup signifikan, terbukti pada masa penjajahan
sampai dengan diperintahnya president susilo bambang yudhoyono saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugraha gyar.2011 Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia dalam http://nugraha-gyar.blogspot.com/2011/05/tujuan-pembangunan-ekonomi-indonesia.html diunduh pada senin , 25 Maret 2013 jam 9.23
2. Wikipedia. 2013 Ekonomi Indonesia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Indonesia diunduh pada senin. 25 Maret 2013 jam 9.25
3. Endah Kustiarini. 2013 Sistem Perekonomian Indonesia http://endahkustiarini.blogspot.com/2012/03/bab-1-sistem-perekonomian-indonesia_17.html diunduh pada senin 25 Maret 2013 jam 9.42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar