Senin, 11 April 2011

Analisis Rasio Keuangan PT BANK UOB BUANA, Tbk. tahun 2007 s/d 2009 Berdasarkan CAMELS


data tersebut berdasarkan data analisis keuangan BANK UOB BUANA Tbk yang saya ambil dari link dibawah ini:

Analisis rasio berdasarkan permodalan

Pada permodalan di PT BANK UOB BUANA Tbk tahun 2007,2008 dan 2009 berdasarkan CAR (Capital Adquency Ratio) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar mengalami penurunan sekitar 1.75% - 4.4.% serta aktiva tetap terhadap modal mengalami penurunan sebesar 0.17% saat tahun 2007 ke 2008 dan mengalami peningkatan sebesar 0.81 dari tahun 2008 ke 2009.

Analisis rasio berdasarkan Aktiva Produktif

Analisis rasio berdasarkan aktiva produktif pada tahun 2007 ke tahun 2008 mengalamai penurunan sebesar 11.75% dan pada tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 2009, ini disebabkan oleh pemenuhan PPA produktif yang mengalami peningkatan signifikan.

Analisis rasio terhadap aktiva produktif yang bermasalah dan akan dihapuskan pada tahun 2007 ke 2009 terus mengalami penurunan pada aktiva yang bermasalah sebesar 0.58% dan membuat aktiva di perusahaan pada aktiva bermasalah akan menurun secara bertahap. Pada pemenuhan non produktif masih balance di tahun 2007 ke 2009 yaitu 100, jadi hal ini membuat kerugian keuangan pada perusahaan.

Analisis rasio berdasarkan Manajemen

Analisis rasio berdasarkan manajemen umum mengalami penurunan dari tahun 2007 ke 2009 sebesar 0.98% dan membuat pemasaran pada PT Bank UOB Buana Tbk mengalami penurunan biasanya saat pemasaran atau manajemen membuat pemasaran meningkat maka pendapatan pun akan meningkat jika menurun maka pendapatan pun akan menurun.

Pada analisis rasio berdasarkan manajemen resiko mengalami penurunan dari tahun 2007 ke 2009 sebesar 1% karena pada manajemen resiko terdapat hal-hal yang mungkin hanya mendapatkan resiko terhadap pendapatan maka perusahaan menurunkan dari tahun ke tahun.

Analisis rasio berdasarkan Rentabilitas

Analisis terhadap factor komponen kualitas Aset pada Bank UOB BUANA Tbk dilakukan berdasarkan Laporan Neraca bank periode triwulan dari Maret hingga Desember pada tahun 2007-2009, beserta informasi lainnya yang terkait dengan factor komponen kualitas asset ini.

Pada aspek Rentabilitas ini rasio (criteria Kuantitif) yang digunakan adalah :

1. Return On Asset (ROA)

2. Return On Equity (ROE)

3. Net Interest Margin (NIM)

4. Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Opersional (BOPO)

· Return On Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan majemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari ratarata total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Pada PT BANK UOB BUANA Tbk dari tahun 2007 ke tahun 2009 tingkat ROA mengalami fluktuasi yang tidak dapat di tinjau meningkat perlahan atau menurun perlahan namun mengalami peningkatan dan penurunan saat tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan sebesar 1.36% dan dari tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan 0.85% namun jika di simpulkan dari 2007 ke 2008 mengalami penurunan 0.51%. dan hal ini terkait dengan pendapatan laba dari bank UOB Buana yang mengalami penururnan dari tahun 2007 ke 2009.

· Return On Equity (ROE)

Dalam ROE bank UOB Buana dari tahun 2007 ke 2009 mengalami penurunan sebesar 0.85% karena aset perusahaan yang menurun maka modal pun menurun diakibatkan pendapatan yang menurun pula

· Net Interest Margin (NIM)

NIM bank UOB Buana dari tahun 2007 ke 2009 mengalami peningkatan walau tidak banyak yaitu sebesar 0.18% dan merupakan sumber utama perbankan maka ini dinilai masih kurang signifikan.

· Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Opersional (BOPO)

Pada beban operasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun namun pendapatan di perusahaan ini tidak mengalami peningkatan yang stabil maka dapat mengalami kerugian.

BOPO dari bank UOB Buana dari tahun 2007 ke 2009 mengalami peningkatan sebesar 8.37%.

Analisis rasio berdasarkan Likuiditas

Analisis Rasio alat likuid terhadap hutang lancar dalam rupiah mengalami peningkatan ke tahun 2008 sebesar 14.27% dan mengalami penurunan saat tahun 2009 sebesar 13.14% dan dari tahun 2007 ke 2009 mengalami peningkatan 1.13% dan teramasuk baik dalam penerapan likuiditas yang memadai.

Terhadap dana yang diterima dalam rupiah mengalami penurunan dari tahunb 2007 ke 2009 sebesar 2.83%.

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil analisis yang didapat mengenai perhitungan indikator kesehatan bank dengan menggunakan CAMELS disimpulkan bahwa Bank UOB BUANA Tbk selama periode Triwulan Tahun 2007 – 2009 mendapat peringkat 2 ( sehat ) yang mengindikasikan bahwa bank UOB BUANA Tbk adalah bank yang tergolong baik dan mampu mengatasi pengaruh negative kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan – kelemahan minor yang dapat segera diatasi oleh tindakan rutin.

Sedangkan hasil analisis yang didapat mengenai penilaian indikator kesehatan bank dengan menggunakan CAMEL, Bank UOB BUANA Tbk selama periode Tahun 2007 – 2009 mendapat predikat sehat.

Dari kedua pernyataan diatas, dapat dilihat hasil akhir predikat yang didapat oleh Bank UOB BUANA selama periode tahun 2007 – 2009 sama – sama sehat atau tergolong baik. Namun didalam hasil analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Metode CAMELS didapat pernyataan dan analisis yang lebih tajam yaitu bahwa sekalipun Bank UOB BUANA memiliki predikat bank sehat, namun Bank UOB BUANA memiliki kelemahan di bagian Faktor Likuiditas mengenai kemampuan bank dalam mengelola cash in dan cash out guna pengelolaan likuiditas. Kelemahan Bank UOB BUANA di faktor ini tidak terdeteksi dengan menggunakan Metode CAMEL, sehingga dengan demikian dapat terlihat bahwa Metode CAMEL memiliki kelemahan yaitu:

1. Misleading

Ukuran tingkat kesehatan bank yang dikuantifikasikan dengan menggunakan Metode CAMEL cenderung memberikan gambaran yang keliru terhadap kondisi bank yang utuh dan sebenarnya, dan dapat diperburuk lagi bila data laporan bulanan bank yang benar dan akurat tidak tersedia.

2. Historical figure

Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Metode CAMEL lebih menggambarkan suatu kondisi bank berdasarkan data historical pada posisi waktu tertentu dan tidak mampu menggambarkan secara jelas risiko yang mungkin dihadapi oleh bank diwaktu yang akan datang.

3. Kelengkapan Rasio Kualitatif

Rasio – rasio yang digunakan dalam penilaian faktor CAMEL belum memadai bila dibandingkan dengan rasio faktor CAMELS sehingga kurang menggambarkan kualitas dari faktor yang dinilai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Metode CAMELS lebih valid dalam menilai tingkat kesehatan bank karena Metode ini lebih komprehensif.

Harap periksa kembali analisis rasio keuangan tersebut,




1 komentar:

Anonim mengatakan...

wahh bagus ya temanya...
boleh nich kapan2 sharing...